Minggu, 22 Agustus 2021

Sering Diabaikan hingga Berakhir di Tempat Sampah, Bagian dari Buah Ini Ternyata Bisa Dimanfaatkan untuk Mencegah Kanker Payudara

GridHype.ID - Kanker payudara adalah penyakit kronis yang wajib kamu waspadai mulai sekarang.


Pasalnya, kanker payudara bisa mengancam jiwa si penderitanya.


Dan kebanyakan yang mengidap kanker payudara adalah kaum hawa.


Karena hal itulah, kamu sebaiknya tidak menyepelekan kanker payudara ya.


Lebih baik lagi jika kamu meningkatkan kesadaran mengenai bahaya kanker payudara mulai sejak usia muda.


Melansir dari CewekBanget.ID, kanker yang paling banyak menyerang perempuan ini merupakan jenis kanker dengan angka kejadian terbanyak di Indonesia dan dunia.


Ada beberapa jenis kanker payudara dan sejumlah faktor yang ditengarai menjadi penyebab risiko terkena kanker payudara meningkat, salah satunya gaya hidup yang buruk.


Dengan meningkatkan kesadaran terhadap risiko kanker payudara, kita juga bisa sekaligus menerapkan gaya hidup yang lebih baik dan sehat untuk menghindarinya.


Kanker payudara adalah suatu kondisi yang ditandai dengan terjadinya pertumbuhan sel-sel abnormal secara tidak terkontrol pada kelenjar dan jaringan payudara.


Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dan di luar kendali, sehingga kelebihan jumlahnya dapat menyebar ke organ tubuh lainnya.


Kanker payudara juga adalah jenis kanker dengan insidensi terbanyak di Indonesia.


Berdasarkan data Global Cancer Observatory 2020 dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), terdapat 65.858 kasus kanker payudara di Indonesia atau setara dengan 16.6% dari total 396.914 kasus kanker di Indonesia.


Kanker payudara juga diketahui banyak menyerang perempuan, dengan 30.9% perempuan yang terkena kanker merupakan pasien kanker payudara dan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk.


Sementara itu, muncul kabar yang cukup menggembirakan yang disampaikan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait kanker payudara.


Melansir dari TribunJabar.ID, mahasiswa Universitas Gadjah Mada ini berhasil mengungkap potensi bonggol pisang untuk terapi penyakit kanker payudara.


Mereka adalah Ida Nur Aini, Ahmad Syauqy Tafrihani, dan Dhuriyatun Khasanah.


Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) ketiganya mengeksplorasi potensi bonggol pisang sebagai agen antimetastasis kanker payudara.


"Bonggol pisang ini jarang dimanfaatkan, padahal di dalamnya mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan," jelas Ida, Jum'at (23/8) di Kampus UGM.


Ida menyebutkan senyawa flavonoid yang ada pada bonggol pisang salah satunya yaitu kuersetin.


Kuersetin dapat menghambat metastasis kanker dengan cara menurunkan ekspresi MMP-9.2


Ketiganya memulai penelitian dengan melakukan ekstraksi bonggol pisang untuk mendapatkan Ekstrak Bonggol Pisang (EBP).


Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut etanol dingin 95%.


Setelah dilakukan ekstraksi, dilakukan kuantifikasi kandungan kuersetin dalam EBP menggunakan metode kolorimetri AlCl3.


Setelah dihitung jumlah kandungan flavonoidnya, dilakukan uji in vitro terhadap EBP menggunakan model sel kanker payudara 4T1 yang memiliki karakter cepat bermetastasis.


Ekstrak diuji efek penghambatannya terhadap pertumbuhan sel kanker dengan metode uji MTT Assay.


"Hasilnya ekstrak bonggol pisang tidak menghambat pertumbuhan sel 4T1 yang artinya tidak bersifat toksik,"tuturnya.


Selanjutnya, untuk melihat aktivitas EBP sebagai agen anti penyebaran kanker payudara dengan metode Gelatin Zymography dan scratch wound healing assay.


Metode ini bertujuan untuk mengetahui efek EBP terhadap penurunan ekspresi MMP-9 dan efek EBP terhadap migrasi sel kanker.


"Hasil yang diperoleh ekskrak bonggol pisang yang dikombinasikan dengan doksorubisin mampu menurunkan ekspresi MMP-9 dan menghambat migrasi sel, sehingga dapat disimpulkan berpotensi sebagai agen antimetastasis kanker payudara," paparnya.


Selain melakukan uji in vitro, mereka juga melakukan inovasi dengan membuat ekstrak bonggol pisang menjadi sediaan food powder.


Aplikasi ekstrak dalam bentuk sediaan ini bertujuan untuk meningkatkan akseptibilitas ekstrak bonggol pisang agar mudah dikonsumsi.


Dari hasil penelitian yang dilakukan Ida menyebutkan bahwa terlihat potensi dari ekstrak bonggol pisang untuk menghambat penyebaran kanker sehingga dapat dikembangkan sebagai pencegah kanker maupun sebagai suplemen dalam pengobatan kanker dalam bentuk food powder.


Karenanya kedepan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengolah bonggol pisang sebagai alternatif obat kanker di tengah masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar